Saturday, April 02, 2011

Sinar...

Saya sukakan kisah-kisah manusia. Dan barangkali itulah asbabnya saya belajar di dalam bidang perubatan. Manusia adalah subjek yang begitu indah untuk diterokai.

Saya tidak membaca buku-buku Harry Potter, cuma pernah mengikuti filemnya. Jalan ceritanya sungguh kreatif. Dalam temubual JK Rowling bersama Oprah, saya dapat memahami jalan cerita Harry Potter dengan lebih baik lagi. Perjalanan Harry Potter terkadang menyedihkan kerana beliau berulang kali diuji dengan kehilangan orang-orang yang disayanginya.

Dalam temubualnya bersama Oprah, saya belajar banyak perkara. Sifat qanaah yang ada dalam dirinya sungguh mengkagumkan. Dan benar juga penjelasannya mengenai clinical depression kerana saya pernah melaluinya suatu ketika dahulu. Dia tidak membesarkan kejayaan tapi belajar dari hakikat kegagalan.

Hikmah adalah harta yang hilang dari mukmin, dan memang benar terkadang terlalu banyak hikmahnya yang kita temui dalam kehidupan insan yang diciptakan Allah. Dan saya temuinya dalam temubual tersebut.

Rowling: At least half of Harry’s journey is a journey to deal with death in its many forms, what it does to the living, what it means to die, what survives death – it’s there in every single volume of the books.


Bukan itu ke hakikat kehidupan kita? Persiapan menghadapi mati..

Winfrey: In Harry Potter’s world, the Dementors are dark creatures who feed-off human happiness causing depression and despair to those in their path. Dementors are capable of consuming a person’s soul.

Winfrey: Would it be fair to say that you’ve used, in the seventeen year process, writing the Potter series, that you’ve used the good, the bad and the ugly of your life?

Rowling: Yeah. Definitely. Definitely.

Winfrey: And expressed it through your writing through the Potter stories?

Rowling: Yeah. For sure. Depression is – Clinical depression is a – is a – is a terrible place to be. Terrible place to be.

Winfrey: So you became depressed after your mother died?

Rowling: Yes, but I think it was a kind of delayed – I think I had tendencies toward depression from quite young. It became really acute when I was sort of twenty-five to twenty-eight was a dark time. It’s that absence of feeling – and it’s even the absence of hope that you can feel better. And it’s so difficult to describe to someone who’s never been there because it’s not sadness. Sadness is – I know sadness – sadness is not a bad thing. You know? To cry and to feel. But it’s that cold absence of feeling – that really hollowed-out feeling. That’s what the Dementors are. And it was because of my daughter that I went and got help.


Perkara yang paling saya kagumi tentang dirinya adalah mengenai bukunya itu. Kebanyakan penerbit menolak bukunya. Tidak kurang dari 9 penerbit yang menolaknya. Dapat bayangkan tak? Kalau ada seorang pun yang menolak buku kita, mesti kita akan kecewa kan? Rasa macam teruk sangatlah kan buku kita itu? Tapi tidak bagi dirinya..

Dan takdir Allah dalam hidupnya, setelah sembilan kali bukunya ditolak, barulah ada seorang penerbit buku yang sudi menerbitkannya. Dan takdir hidupnya terus berubah setelah itu.

Dan terkadang kita terlalu mudah berputus asa kan? Teringat lagi Aiman beritahu saya sesuatu. Kalau kita tidak dapat anak, dan telah bertemu 100 doktor, adakah itu adalah takdir kita? Tidak. Kenapa kita tidak jumpa yang ke 101 kan? Hidup adalah satu perjalanan dan kita tidak boleh berputus asa sebaliknya terus bangkit walau apa jua yang terjadi.

Bangkit dan terus bangkit. Ada sinar pelangi yang terus menanti. Walau bukan di dunia, pasti ada di syurga.

Link temubual - Klik sini.

No comments: