Dan bagi tiap-tiap umat ada tempoh (yang telah ditetapkan); maka apabila datang tempohnya, tidak dapat mereka dikemudiankan walau sesaatpun, dan tidak dapat pula mereka didahulukan. (Surah Al Aaraf: 34)
Menatap gambar Hud-Hud, saya rasakan maut terlalu dekat sebenarnya. Saya telah dikunjungi maut berkali-kali. Hakikatnya maut terlalu hampir dengan sesiapa sahaja. Sudah bersedia dipanggil pergi?
Saya tidak takut sangat melalui pengalaman kali ini. Tidak trauma. Pengalaman-pengalaman sebelum ini menguatkan diri ini.
Benarlah, tawakal memerlukan latihan. Kisah Nabi Musa yang saya pelajari dari buku Hati Sebening Mata Air tulisan Amru Khalid menitiskan titisan hikmah di perdu hati yang paling dalam. Ya, tawakal tidak tercapai dengan mudah.
"Dan campakkanlah apa yang ada di tangan kananmu,..” (Thaha:69)
Ketika Nabi Musa melihat tongkat berubah menjadi ular, apa yang Nabi Musa lakukan?
"...berpalinglah ia melarikan diri dan tidak menoleh lagi. (Lalu ia diseru): "Wahai Musa, datanglah kemari dan janganlah engkau takut. Sesungguhnya engkau dari orang-orang yang beroleh aman.” (AlQasas: 31)
Ini kejadian pertama kali.
Kedua kali ketika ia mulai melatih tawakal, dia menghadapi 30 000 penyihir yang menimbulkan rasa takut di dalam dirinya.
Mereka berkata: "Hai Musa! Engkaukah yang akan mencampakkan (tongkatmu lebih dahulu) atau kamikah yang akan mencampakkan (lebih dahulu)?" (Al Aaraf:115)
Nabi Musa menjawab: "Bahkan kamulah campak dahulu". Tiba-tiba tali-tali mereka dan tongkat-tongkat mereka terbayang-bayang kepadanya seolah-olah benda-benda berjalan, disebabkan sihir mereka. (Taha:66)
Lihat apa yang terjadi?
Maka yang demikian menjadikan Nabi Musa merasa takut sedikit dalam hatinya. (Taha:67)
Kali ini rasa takut hanya dalam diri Nabi Musa. Dia hanya takut, tidak sampai lari seperti pada peristiwa pertama.
Kini lihatlah di kali ketiga, ketika Nabi Musa sudah menjadi seorang mutawakkil, apa yang terjadi?
Setelah kedua-dua kumpulan itu nampak satu sama lain, berkatalah orang-orang Nabi Musa: "Sesungguhnya kita akan dapat ditawan". (Surah Assyuara: 61)
Firaun mengejar di belakang mereka. Ini ujian yang lebih berat dibanding dengan yang sebelumnya. Tetapi lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi Musa.
Nabi Musa menjawab: "Tidak! Jangan fikir (akan berlaku yang demikian)! Sesungguhnya aku sentiasa disertai oleh Tuhanku (dengan pemuliharaan dan pertolonganNya), Ia akan menunjuk jalan kepadaku". (Surah Assyuara’: 62)
Lihatlah bagaimana proses pembentukan tawakal pada diri Nabi Musa. Dan proses ini berlaku dalam diri kita juga. Moga Allah menjadikan kita sang mutawakkil yang bergantung harap sepenuhnya padaNya.
Ya rabb, biarlah Hud-Hud sembuh dengan cepat. Aku terlalu memerlukannya...
No comments:
Post a Comment