Friday, March 06, 2009

Musim cinta..

Adakah ini musim cinta? Saya tergaru-garu kepala memikirkan persoalan tersebut. Ramai sahaja yang berbicara tentang cinta sejak akhir-akhir ini. Tidak kurang juga yang menulis tentang cinta...

Saya juga mahu mengambil kesempatan berbicara tentang cinta. Saya mahu mengenalkan kamu pada satu sajak cinta.

Risalah Ila Syahid

Aku tidak menunggu kepulangan dan janji-janji sore
aku tidak menunggu kereta kan kembali membawa secercah harap

kau tinggalkan aku mengarungi hari-hari dalam kebisuan derita
kau lihatkah bahwa rinduku untuk surga atau cinta kelangitan
kau lihatkah bahwa janji itu untuk Allah

sudah tibakah saat pemenuhannya
aku berlalu bagai perindu
sebagai pemabuk cinta yang mendengarkan panggilan
kau jumpaikah di sana para kekasih

apa warna pertemuan itu
dalam hijaunya surga, dalam firdaus dan gemuruh karunia
di negeri kebenaran kalian berkumpul
dalam damai dan perlindungan
jika memang karena itu, selamat datang kematian tergilas darah
akankah aku menemuimu di sana, tinggalkan negeri derita

ya, kan kutemui kau di sana
janji yang diyakini orang-orang jujur
kita dapatkan balasan, atas hari-hari yang kita lalui
dalam derita dan cobaan
kita kan dijaga dalam kebaikan
tanpa takut perpisahan dan kefanaan

Mahu kenal siapa penulis sajak ini? Sajak ini ditulis oleh adik Syed Qutb yang bernama Aminah Qutb. Sajak ini ditulis sempena kesyahidan suaminya yang bernama Kamal Sananiri. Mahu dengar kisah cinta mereka?

Kamal Sananiri meminang Aminah Qutb menerusi Syed Qutb. Namun saat itu Sananiri masih di dalam tahanan penjara. Mereka bernikah di dalam penjara. Sananiri bertanyakan kepastian Aminah Qutb, “Begitu lamanya waktu berlalu, aku kasihan kepadamu atas derita ini. Sebagaimana yang aku katakan kepadamu pada awal jalinan kita, kemungkinan besok aku segera keluar, kemungkinan dua puluh tahun lagi, bahkan mungkin ajal menjemputku di penjara ini. Maka bagimu kebebasan penuh untuk mengambil keputusan yang baik bagi masa depanmu. Aku tidak ingin menjadi penghalang bagi kebahagiaanmu. Mereka berjanji hendak memberi kebebasan kepada kami bila kami mendukung kekuasaan para Tiran dengan cara memberi informasi, sungguh mereka tidak akan dapatkan hal itu dariku atas izin Allah, walaupun mereka mencabik-cabik tubuhku. Maka dari itu, sekarang kamu bisa memilih, tulislah apa yang mantap menurut pendapatmu. Allah akan merestui apa yang baik menurutmu.”

Si isteri memberi jawapan,“Saya memilih harapan yang saya tunggu-tunggu; jalan jihad dan syurga, keteguhan dan pengorbanan, tegar dengan janji yang kita ikrarkan dengan aqidah yang kukuh dan keyakinan tanpa ragu-ragu atau menyesal”.

Kamal Sananiri dimasukkan ke dalam penjara pada tahun 1954 dan dibebaskan pada tahun 1973. Mereka bersatu pada tahun 1973 M selepas Sananiri dibebaskan dan tidak dikurniai anak sebab saat itu Aminah dan Sananiri telah berusia 50 tahun.

Pada saya inilah cinta. Sekiranya kamu membina cinta bermatlamatkan Allah dan dakwah, teruskan kisah cinta tersebut. Moga Allah menjadi saksinya.

Cinta dan bulan madu yang sebenar adalah di syurga Allah. Moga semua kita memahaminya.

Bacalah kisah Sananiri di laman-laman maya yang lain. Bacalah kisah penyiksaannya sehingga ibunya sendiri sudah tidak mengenalinya lagi. Bacalah kisah mengenai adik iparnya yang menjadi gila saat melihat kezaliman ke atas dirinya. Bacalah kata-kata yang pernah diucapkannya pada si ibu. Moga kisahnya meniup api semangat untuk kita istiqamah di jalan ini..

1 comment:

Huurul Ain said...

assalamualaikum...
ana mohon untuk copy kisah aminah qutb ini ya...
terima kasih..
syukran jazilan..