Saturday, December 23, 2006

Kerinduan...

Saya tidak dapat lari dari berbicara mengenai topik ini.Topik yang menjadi perhatian remaja seusia saya. Sehinggakan sewaktu reflection, topik ini yang menjadi fokus.

Saya menarikan tinta menulis mengenai hal ini sebagai nasihat buat diri dan sahabat-sahabat sekalian.

Ketahuilah bahawa setiap diri perlu berhati-hati dari perasaan rindu, perasan yang hanya menimbulkan kecemasan dan kesedihan yang berlanjutan.

“Pernahkah kalian memerhatikan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai TuhanNya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup pada penglihatannya (sehingga dia buta terhadap kebenaran)?"(AlJaatsiyah :23)

Saya benar-benar terasa sewaktu membaca tulisan seorang penulis tersohor, Dr Aidh bin Abdullah AlQarni. Seandainya rongga dada seseorang diliputi taqwa dan zikir, dan jiwanya adalah jiwa yang dekat dengan Tuhannya, nescaya ia akan sampai kepada kebenaran, akan mengetahui dalil, akan mendapatkan petunjuk dan akan menempuh jalan yang lurus.

Sememangnya jiwa kita adalah jiwa yang lompang di sana sini. Kita mudah merindui kerana ada kelompangan pada jiwa dan tidak pernah terisi dengan zikrullah. Pastinya mereka yang mempu mengingati Allah dengan sebaiknya dapat berlari sejauhnya dari masalah kerinduan ini.

“Jika kamu ditimpa suatu godaan dari syaitan, maka pohonlah perlindungan dari Allah..” (AlAaraf :200)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, jika mereka ditimpa godaan syaitan, maka mereka akan ingat kepada Allah, dan ketika itu juga mereka menyedari kesalahan-kesalahannya.” (AlAaaraf :201)

Faktor penyebab kerinduan yang membara adalah seperti berikut:

1) Kosongnya hati dari rasa cinta kepada Allah SWT, zikir kepadaNya, syukur atas nikmatNya, dan ibadah kepadaNya.

2) Sikap meliarkan pandangan mata, sebab pandangan mata yang liar boleh menimbulkan kesedihan dan kecemasan dalam hati.

“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar mereka menundukkan pandangan mereka.” (Annur: 30)

Rasulullah SAW pernah bersabda : “Pandangan mata merupakan panah dari panah-panah iblis”.

Dalam sebuah syair dinyatakan:

Ketika engkau melepaskan pandanganmu
Ke segala arah tanpa batas
Maka pandangan itu
Akan mengakibatkan kesusahan bagimu
Engkau akan melihat banyak hal
Yang membuatmu tak kuasa menahan diri
Dan banyak hal
Yang membuatmu tidak mampu bersabar

3) Sedikitnya bahagian ibadah, berzikir, berdoa dan solat sunat.

“…sesungguhnya solat akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar..” (Al Ankabut:45)

Adapun penawar kerinduan yang membara antara lain:

1) Menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah dan memohon kesembuhan dan kesihatan kepadaNya.

2) Menjaga pandangan mata dan kemaluan.

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka.” (AlMukminun:5)

3) Meninggalkan tempat di mana orang yang dirindukan berada dan menghindarkan diri dari mengingatnya.

4) Menyibukkan diri dengan amal soleh.

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap-harap cemas." (AlAnbiya’: 90)

5) Menikah secara syar’i.

“..dan nikahilah wanita yang engkau sukai..” (Annisa’: 3)

“Termasuk tanda kekuasaan Allah adalah Dia menjadikan dari diri kalian isteri-isteri agar kalian tenang bersamanya”. (Arrum: 21)

Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah memiliki kemampuan zahir dan batin, hendaklah dia menikah”.

“Demikianlah agar Kami hindarkan dia dari perbuatan buruk dan keji. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih”. (Yusuf: 24)

2 comments:

zf_zamir said...

di antara fatwa hati, hormon, ketaatan malah nafsu..

pada saya, rindu hanya setakat permainan hormon, ada apa dengan hormon?

dan seorang rakan mengatakan pula, rindu itu nikmat, nikmat itu fitrah, dan manusia yang menolak fitrah, derita jadinya..

saya membalas, kerja Tuhan, siapa tahu?

lintasan hati membisik komitmen sepuas2nya, lantas saya tinggalkan..

ada perkara yang lebih penting dari rindu, dan ada Cinta Agung yang lebih kuat, menanti kita..

Ummu Afeera said...

mendalam maknanya...