Wednesday, November 30, 2011

Nasihat...

Penat sangat hari ini. Esok oncall lagi. Sayunya.. Dan sangat sayu sebab iman menurun. Setiap hari di hospital adalah mujahadah. Tadi saya tolong CMR. Tergores hati dengar kata-kata MA. Huhu..

Kehidupan di hospital memerlukan mujahadah yang sangat kuat. Iman saya melemah untuk menghadapi tsunami di hospital.

Teringat dulu Ustazah Salahwahyu memberi nasihat kepada kami yang mengambil perubatan. Katanya, kadang doktor ini mengangkat lengan baju untuk prosedur, tapi kemudian seakan kebiasaan untuk terus mengangkat lengan baju meski tiada prosedur. Saat aurat kita perlu dibuka untuk suatu keperluan, berdoalah agar ianya sememangnya satu keperluan. Dan Allah membantu kita menjaga aurat kita sebaiknya.

Ikhtilat juga cabaran. Kadang tersentuh berlawanan jantina seakan biasa di hospital. Mak dan ayah saya tak pernah ajar untuk bersentuh lelaki perempuan. Sedih sangat... Sedih giler... menangis lagi... Ya rabb, aku sangat-sangat tak kuat...... Sedih sangat bila orang islam sendiri yang tak faham. Benci!

Sangat jelas hadis Rasulullah SAW - Sabda Nabi; “Jika kepala seseorang dari kamu ditusuk dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya dari ia menyentuh seorang wanita yang tidak halal untuknya” (Riwayat Imam at-Thabrani dan al-Baihaqi. Berkata al-Haithami; para perawi hadis ini adalah perawi hadis soheh. Berkata al-Munziri; para perawinya adalah tsiqah Lihat; Faidhal-Qadier, hadis no. 7216).

Saya terbaca nasihat Assyahid Sheikh Ahmad Yassin hari ini di satu blog. Dia dah lama tiada, tapi nasihat dia seakan sentakan untuk iman saya yang melamah. Ya rabb, kuatkan diri ini...


✿•*¨`*•. (¯`v´¯) ✿•*¨`*•..•*¨`*•✿(¯`v´¯)✿•*¨`*•.✿•*¨`*•. (¯`v´¯) ✿•*¨`*•.
Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada ALLAH s.w.t. dengan meninggalkan pelbagai keseronokan dan kealpaan kehidupan dan menyingkirkannya jauh… daripada kehidupan kalian.

*¨*•♥♥*¨***¨**¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Telah tiba saatnya kalian bangun dan melakukan solat subuh secara berjemaah.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Sudah sampai saatnya untuk kalian menghiasi diri dengan akhlak yang murni,
mengamalkan kandungan al-Quran serta mencontohi kehidupan Nabi Muhammad saw.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Aku menyeru kalian wahai anak-anakku untuk solat tepat pada waktunya.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Lebih dari itu, aku mengajak kalian wahai anak-anakku, untuk mendekat diri kepada sunnah Nabi kalian yang agung.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Wahai para pemuda, aku ingin kalian menyedari dan menghayati makna tanggung jawab. Kalian harus tegar menghadapi kesulitan hidup dengan meninggalkan keluh kesah. Aku menyeru kalian untuk menghadap ALLAH S.W.T. dan memohon keampunan dari-Nya agar Dia memberi rezeki yang berkat kepada kalian.
Aku menyeru kalian supaya menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Aku ingin kalian tidak tertidur oleh alunan-alunan muzik yang melalaikan, melupakan kata-kata yang menyebutkan cinta kepada manusia dan dunia serta menggantikannya dengan kata amal, kerja dan zikir kepada ALLAH.
Wahai anak-anakku, aku amat berharap kalian tidak sibuk dengan muzik dan tidak terjerumus ke dalam arus syahwat.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kepada ALLAH akan mengenakan
hijab secara jujur dan betul.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Aku meminta kalian berjanji kepada ALLAH bahawa kalian akan mengambil peduli tentang agama dan Nabi kalian yang mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan.
Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Haram hukumnya bagi kalian untuk melakukan sesuatu yang boleh menarik perhatian pemuda supaya mendekati kalian.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Kepada semua, aku ingin kalian bersiap sedia untuk menghadapi segala sesuatu yang akan datang.
Bersiaplah dengan agama dan ilmu pengetahuan.
Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah.
Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat.
Latihlah diri kalian agar dapat hidup tanpa elektrik dan peralatan elektronik.
Latihlah diri kalian untuk sementara waktu merasakan kehidupan yang sukar.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.
Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan
membuat perancangan untuk masa depan.
•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•..•*¨`*•(¯`v´¯)•*¨`*•.•*¨`*•. (¯`v´¯) •*¨`*•.
Berpeganglah kepada agama kalian.
Carilah sebab-sebabnya dan tawakal kepada ALLAH.
•*¨`*•.•*¨`*•.•*¨`*•.*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨**¨*•♥♥*¨*•.

Monday, November 28, 2011

Iktibar 2...

Dua hari lepas, saya mendengar berita yang mengerikan dari head of department. Saat dia sedang membedah seorang makcik, makcik tersebut mati di atas meja pembedahan. Pesakit yang stabil sebelum pembedahan mati tiba-tiba. Ngeri.. dan tiada siapa tahu asbab kematian lantaran keluarga pesakit tidak mahu pesakit dibedah siasat. Allahu a'lam. Allah lebih mengetahui segalanya. Barangkali silent myocardial infarction. Atau mungkin ada sebab-sebab lain.

Meremang mendengar perkhabaran tersebut. Terbayang kenangan tiga tahun dulu. Syukur Allah masih memberi peluang kedua lagi buat saya. Gambaran surah AlQiyamah seakan bergantayungan di kasus minda.

Mendengar sajak ini juga mengundang rasa ngeri... Asbab kita takutkan kematian jelas diberitahu dalam video kedua... Moga Allah terus menuntuni...

You're dying,
And you don't even know it, never saw it coming
But you were so young, so much life, so much loving
So much hope, so much sorrow, I guess so much for tomorrow,
Your family will miss you dearly, still can't believe that you're gone
The news hasn't sunk in; they still think you're coming home
When things don't go our way, the entire world must be wrong
They say it wasn't your time, but to Allah we belong
Your soul left your body, before you had the chance to say goodbye
It caught you unexpected, within the blink of an eye
You were busy with the world, when you felt a tingle in your spine
Your heart began to race, your eyes became blind
Coming closer to the light, was this a trick from your mind?
Or did you really just cross this life's finish line.
The cost of deception is that everyone's gotta die
In a world where everybody is just trying to stay alive
Even if you aren't ready, it could come at anytime
Doesn't ask for your permission, doesn't need you to co-sign
The dirt is getting ready and your hole has been assigned
Your mother helps to wash your body one last time
Prayed your janazh, it was raining cats and dogs
They put you in the ground and now you're all alone
Hearing footsteps of your friends as they begin to moan
We wish you all the best, so sad you had to go
People talk about death, but what about when death talks to you
Rips the soul from your body, will you finally say it's true?
The good may die young; the bad still gotta die too
Every soul shall taste a sip from this restless brew
This is the day that you were promised, your grand debut
No turning back now, no make-ups, no re-dos
From this point on there is no need to review
It's just do or die or in your case just do
The real proof, absolute moment of truth
And just like that, perfectly on cue
Two angels enter your grave, sit you up and ask you
Who is your Lord?
But in this world you only worshipped you,
Obedient to your desires, a slave to your own views
What is your religion?
Don't say it was this deen,
Your last name never stopped you from your wicked routines
Who is your prophet?
You heard the people say his name,
But you never stopped to defend him when they spoke it in vain
You didn't pray the long nights; you didn't fast the long days
You didn't even bother trying to seek forgives for mistakes
You didn't have any fear, you weren't sincere
That Quran on your bookshelf was just a souvenir
In fact it was quite clear that you loved this place
And never thought you would have to witness what awaits
Well get ready for your fate, the promise of your Lord is great
When you're brought right back forth from that dirt you came
And make no mistake, the scale makes no mistakes
Indeed every deed shall receive its due weight
So deceive as you please until you see it's too late
You would squeeze the seven seas for the chance to prostrate
Where are your American idols, let them keep you safe
Or perhaps you will find mercy in the money you chased
You never stopped to take a break and see into your future,
Walal-akhiratu khayrun laka mina al-oola
But now look at you; you are the definition of a loser
Doomed to dwell in hell, oh well at least it suits you
Every moment awake, you receive your reward
To feed on a fire whose fuel is men and stones
Boiling puss, in chains and yoke
Skinned ripped from flesh, from flesh till bone
Begging the keepers of hell to lighten the load
But this is exactly what you asked for
You choose the torment, you refused to repent
You had the answers to the test and you still didn't prep
For eternity you will rest in the lowest depths,
Step by step, I must confess
You're dying, but you haven't died yet
But with every single heartbeat you get closer to your final breath
Yesterday you were one day closer to your grave
Today who even knows if you'll even make it home ok
I just pray that you are ready for your final exam
Until then don't you dare die except in a state of Islam
Heaven and Hell are just the choices that we make
So turn back to you Lord, before it's too late

Thursday, November 24, 2011

Iktibar...

Terkadang pena ingin terus menarikan bicara di kanvas maya ini. Menulis hikmah yang dikutip dalam bilahan hari-hari yang berlaku. Dan hikmah itu perlu dinukilkan, kelak sebagai peringatan buat diri sendiri di saat usia kian terus berjalan menuju maut yang akan hadir tidak kira masanya.

Terkadang ngeri untuk memikirkan. Ada di antara pesakit yang hari semalamnya berbual dengan kita, namun keesokan harinya telah bertemu Allah. Sungguh semua itu peringatan buat diri sendiri. Saya pasti kebanyakan pesakit tersebut juga tidak menyangka mereka akan pergi dalam masa terdekat. Benarlah, kematian itu hadir tiba-tiba. Ianya urusan ilahi yang sukar ditaksir oleh insan.

Masih segar di fikiran saya, pengalaman 3 tahun yang lalu saat saya melalui pembedahan. Fungsi pernafasan saya belum pulih, namun alat bantuan pernafasan telah dikeluarkan (extubate). Sangat mengerikan saat saya tidak mampu bernafas. Setiap kali diingatkan dengan pesakit yang telah pergi bertemu Allah, gambaran itu hadir dalam benak minda saya. Saat melihat mereka nazak, itu juga yang saya rasakan. Mereka sedang bertarung dengan hakikat maut.

Pernah seorang makcik mahu kematian yang sempurna, tidak mahu membuang kakinya. Dia mati akhirnya kerana jangkitan dari kaki telah merebak ke seluruh organ. Saya masih belum arif hukum agama. Adakah perbuatan sebegitu dikira membunuh diri? Namun saya teringin makcik itu dihidupkan semula. Saya mahu dia bercerita semula pengalamannya berdepan dengan maut. Saya pasti dia tidak kisah seandainya semua anggotanya dibuang jika dibandingkan dengan hakikat maut yang lebih menggerunkan.

Pernah saya hadir kursus Pain as 5th vital sign. Consultant yang memberi ceramahnya bertanya, “Pernah tak kalian yang berada dalam medical profession ini memberitahu pesakit yang sedang sakit bahawa mati lebih menyakitkan?” Tiada siapa yang mengangkat tangan. Sungguh kenyataan itu dikira kejam kepada pesakit yang sedang sakit. Tapi saya pernah memberitahu seorang pesakit yang menginginkan kematian akan hal itu. Semuanya lantaran pengalaman 3 tahun lalu…

Saya pernah melihat pesakit mati, semasa cardiac monitor menunjukkan pesakit telah tiada (asystole). Badan terasa seram sejuk. Terasa malaikat maut baru sahaja mengunjungi. Entah berapa ratus kali malaikat maut mengunjungi saya dalam kehidupan seharian di hospital. Sungguh semua itu adalah peringatan..

Saya rasakan tiada pilihan dalam kamus hidup saya. Saya mahukan syahid sebagai kematian, mahukan khusnul khatimah. Bicara akak mengetuk hati, “Terkadang syahid cuma di bibir sahaja. Sel-sel, darah, tulang dan segalanya yang mengalir dalam tubuh badan kita masih belum mahukan kesyahidan. Amal kita tidak membuktikan bahawa kita menginginkan syahid itu”.

Benar katanya. Merenung kembali amal seharian.

Dan mudah-mudahan kita adalah insan yang merindukan pertemuan dengan Allah. Teringat kata-kata seorang sahabat, Dilah semasa saya sakit dan begitu takut akan kematian suatu ketika dahulu, “Bagi mukmin, kecintaan utamanya tumpah kepada Allah. Bila beriman dengan Hari Pertemuan, maka percayalah hanyalah hari perpisahan dengan dunia pintu untuk ke pertemuan bersama Allah. Bukankah Allah itu kekasih mukmin? Kekasih tidak akan menyakiti kekasihnya. Benar bukan? Lalu, bila Kekasih memanggil untuk bertemu, mengapa kamu harus bersedih? Mengapa mesti takut? Bukankah waktu untuk bertemu kekasih waktu yang mendebarkan rasa hati? Kerana rindu akan langsai.Usah rasa takut lagi, usah risau lagi. Bersiap-siap sahaja untuk hari bertemu kekasih yang satu ini, kerana di panggil pulang bermakna cintaNya terlalu sarat untuk kita!”

Moga Allah mengurniakan kesyahidan buat kita.
si cilik yang syahid


Saturday, November 19, 2011

We teach life, sir..


Today, my body was a TV’d massacre.

Today, my body was a TV’d massacre that had to fit into sound-bites and word limits.

Today, my body was a TV’d massacre that had to fit into sound-bites and word limits filled enough with statistics to counter measured response.

And I perfected my English and I learned my UN resolutions.

But still, he asked me, Ms. Ziadah, don’t you think that everything would be resolved if you would just stop teaching so much hatred to your children?

Pause.

I look inside of me for strength to be patient but patience is not at the tip of my tongue as the bombs drop over Gaza.

Patience has just escaped me.

Pause. Smile.

We teach life, sir.

Rafeef, remember to smile.

Pause.

We teach life, sir.

We Palestinians teach life after they have occupied the last sky.

We teach life after they have built their settlements and apartheid walls, after the last skies.

We teach life, sir.

But today, my body was a TV’d massacre made to fit into sound-bites and word limits.

And just give us a story, a human story.

You see, this is not political.

We just want to tell people about you and your people so give us a human story.

Don’t mention that word “apartheid” and “occupation”.

This is not political.

You have to help me as a journalist to help you tell your story which is not a political story.

Today, my body was a TV’d massacre.

How about you give us a story of a woman in Gaza who needs medication?

How about you?

Do you have enough bone-broken limbs to cover the sun?

Hand me over your dead and give me the list of their names in one thousand two hundred word limits.

Today, my body was a TV’d massacre that had to fit into sound-bites and word limits and move those that are desensitized to terrorist blood.

But they felt sorry.

They felt sorry for the cattle over Gaza.

So, I give them UN resolutions and statistics and we condemn and we deplore and we reject.

And these are not two equal sides: occupier and occupied.

And a hundred dead, two hundred dead, and a thousand dead.

And between that, war crime and massacre, I vent out words and smile “not exotic”, “not terrorist”.

And I recount, I recount a hundred dead, a thousand dead.

Is anyone out there?

Will anyone listen?

I wish I could wail over their bodies.

I wish I could just run barefoot in every refugee camp and hold every child, cover their ears so they wouldn’t have to hear the sound of bombing for the rest of their life the way I do.

Today, my body was a TV’d massacre

And let me just tell you, there’s nothing your UN resolutions have ever done about this.

And no sound-bite, no sound-bite I come up with, no matter how good my English gets, no sound-bite, no sound-bite, no sound-bite, no sound-bite will bring them back to life.

No sound-bite will fix this.

We teach life, sir.

We teach life, sir.

We Palestinians wake up every morning to teach the rest of the world life, sir.

Friday, November 18, 2011

Khaulah...

Terkadang saya mahu jam berhenti berjalan dan saya tidak perlu ke hospital lagi. Stress sangat.. Dan terkadang saya rasakan tiada siapa memahami saya yang kerdil ini. Tiada siapa tahu permasalahan saya di hospital. Dan sangat sedih bila terkadang saya tidak menjaga hak manusia lain kerana kerjaya ini. Lebih menyedihkan bila saya tidak menjaga hak Allah. Bila hak Allah tidak terjaga, macam mana saya nak jaga hak-hak yang lain kan?

Semalam seorang MO ceritalah, dia kata kalau tahu diri lemah - staylah kat hospital. Dia dulu tak balik dan stay di hospital. Banyak lagilah yang mereka katakan. Entahlah, mulut saya terkunci untuk menjawab. Kehidupannya cuma seputar hospital. Sedang saya punya kerja-kerja yang lain...

Dan terkadang juga tiada siapa memahami bahawa dakwah dan tarbiah ini adalah salju yang menyejukkan sahara hati ini. Orang rasa kalau fizikal dah penat, pergilah tidur. Manusia tidak faham yang dakwah dan tarbiah ini sahajalah yang melapangkan dada kita seluas-luasnya seperti yang disebutNya dalam surah Insyirah.

Dan tidak akan ada orang yang memahami kelemahan kita dengan sedalamnya melainkan Allah.. Tidak akan ada yang mampu memahami kita melainkan Allah... Dan itulah yang saya pelajari ..

Saya mahu ceritakan satu kisah ini.. Kisah seorang wanita di zaman Rasulullah SAW. Dia sudah lama berkahwin, sudah kehilangan umur belianya lantaran berkhidmat buat suaminya.. Terkadang konflik rumah tangga berlaku.. Cuma satu hari ini, konflik itu menjadi parah.. Si suami mengatakan pada dirinya bahawa mulai saat itu dia akan melayan isterinya itu seperti seorang ibu dan bukan isteri. Kiranya si suami menziharkan isterinya..

Wanita ini kesedihan. Imagine perasaan seorang wanita. Hatinya yang sangat sensitif. Dia mengadu pada Allah. Dan kemudian dia pergi bertemu Rasulullah SAW. Saat itu Saidatina Aisyah berada hampir dengan Rasulullah SAW tapi sedikit pun tidak dapat mendengar suara mahupun bisikan wanita ini.

Kemudian turunlah ayat-ayat Surah Mujadilah.

Qad sami'allah.. Sesungguhnya Allah telah mendengar..

Qaulallati tujadiluka fi zaujiha - suaranya ketika dia mengadukan tentang suaminya..

Watasytaki ilallah.. dan mengadukan suaranya pada Allah...

Wallahu yasma'u tuhawurakuma... dan Allah mendengar perbualan keduanya..

Innallaha sami'um basir.. sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat..

dan ayat seterusnya...

Sangat dahsyat kan? Itulah ayat pertama surah Mujadilah... Ya, ayat pertama.. Betapa Allah itu mendengar... Wanita itu ialah Khaulah Binti Tha’labah yang mengadukan perihal dirinya yang telah berdepan dengan masalah zihar dengan suaminya iaitu Aus Bin Shamit.

Imagine kehidupan para sahabat.. Mereka hidup dengan Quran..

Kata Assyahid Syed Qutb, surah ini dibuka dengan pemakluman seperti itu. Tiba-tiba Allah hadir dalam persoalan individu seorang wanita Muslim biasa. Allah tidak lengah untuk mendengar untuk mendengar dan mengaturnya kerana pengelolaan kerajaan langit dan bumi yang dikelola-Nya. Itulah persoalan. Itulah persoalanNya jika sebuah peristiwa mengesankan terjadi. Dia memberitahukan kepada umat manusia bahawa demikianlah urusan Allah terhadap masalah. Dia hadir dalam setiap persoalan baik yang besar mahupun kecil, memperhatikan aneka problem sehari-hari, dan merespons pelbagai masalah kritis. Dialah Allah yang Maha Agung, Maha Tinggi, Maha Kuasa, Maha Besar yang memiliki kerjaaan langit dan bumi. Dia Maha Kaya lagi Maha terpuji.

Kata Assyahid Syed Qutb lagi - Ayat ini merupakan permulaan yang memiliki nada yang mengesankan, kamu berdua tidaklah sendirian. Sesungguhnya Allah menyertai kamu berdua. Dia mendengarmu. Sesungguhnya Allah mendengar wanita itu. Dia mendengarnya mengadu kepadamu tentang suaminya dan mengadu kepada Allah. Dia mengetahui semua rentetan kisah. Dia mengetahui dialogmu dan isinya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dia mendengar dan melihat. Demikianlah urusanNya. Inilah gambaran dari sebuah peristiwa di mana Allah menjadi pihak ketiga.

Nak tambah lagi kisah Khaulah ini. Pernah sekali Saidina Umar berjalan dengan sahabat-sahabat. Kemudian seorang wanita tua memanggilnya dan Umar pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya dan duduk berjam-jam mendengarkan wanita ini. Kemudian dia kembali bertemu sahabatnya. Lantas sahabatnya mengadukan, "Sanggup kau meninggalkan kami untuk bersama wanita tersebut". Lantas Umar berkata, "Aku sanggup untuk lebih lama lagi bersama wanita tersebut. Tahukah kau siapa dia? Dialah Khaulah. Suaranya didengar Allah".

Ya, kadang kata-kata manusia menyakitkan dan terlalu menyakitkan. Tapi ingat Allah ada bersama kita dalam perjalanan ini.

Ya Allah, aku bukan Khaulah.. aku berdosa..namun dengarlah rintihan diri ini ya rabb kerana sungguh aku keseorangan..

Thursday, November 10, 2011

Palestina...

Semalam rasa penat sangat oncall. Serasanya saya tidak pernah kisah andai fizikal saya yang kepenatan, tapi rasa sangat sedih bila dimarahi. Bila oncall malam, kita seorang diri dan nak jaga 32 pesakit. Saya tidak tidur hatta 5 minit pun. List darah yang perlu diambil pun terlalu banyak. Buku pass over pun tak habis tulis. Ada new admission. Kena masukkan tibial pin lagi. Saya hilangkan satu alat semasa masukkan tibial pin itu dan kena bayar RM80. Huhu.. Botol darah habis pun, HO yang kena cari. Pagi harinya, ada HO yang tiada. Saya tidak pasti progress pesakit kesemuanya. Kenalah marah sebab saya yang oncall malam. Sedih..

Patut balik pukul 1 tengahari, saya balik 4.30 petang. Telefon di wad berdering tak henti-henti. Rasa macam nak campak sahaja phone itu. Dan dalam kepenatan itu, serasanya suara pesakit pun rasa macam annoying je kat telinga ini.

Dan saya bertanya pada Allah- Ya rabb, give me a reason to continue..

Setelah 36 jam, saya cuma tidur dua jam sahaja. Tapi saya gagahkan diri untuk pergi ceramah Palestin. Sebab minggu ini saya tidak dapat hadir usrah dan daurah kerana bekerja. Makanya program ini sahajalah charger iman saya minggu ini..

وَأَنَّ اللّهَ لَيْسَ بِظَلاَّمٍ لِّلْعَبِيدِ

"...Dan (ingatlah), sesungguhnya Allah tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hamba-hambanya.” (Surah A-li ‘Imraan, Ayat 182)

Dengar ayat ini semasa memandu. Rasa sayu sangat.. Allah lebih tahu kenapa saya di sini...

Dan Allah memberikan jawapan di atas semua soalan yang saya ajukan. Air mata mengalir semasa mendengar ceramah tersebut sebabnya memang saya dalam keadaan super duper stress..

Bestlah program itu dan sangat istimewa sebabnya terbuka pada ahli sahaja. Sebelah petangnya sememangnya sudah ada beberapa program umum di beberapa kawasan. Dan bila istimewa untuk ahli, bahasa dakwah dan tarbiah yang digunakan begitu menyejukkan hati. Pertemuan yang sangat mengujakan.. Ada ikhwah akhawat kita yang sama-sama bekerja dengan kita di luar sana... We're not alone.. Excited juga sebenarnya bertemu dengan pimpinan Hamas di bawah kepimpinan Ismail Haniyeh..

Bila akh Abu Ayesh melafazkan kegembiraannya bertemu dengan sahabat-sahabat dakwahnya, perkara itu adalah renungan buat diri ini.. Layakkah diri ini menjadi sahabat seangkatan ikhwah dan akhawat di bumi Palestin dengan kerja-kerja dakwah tarbiah yang amatlah sedikit? Ya rabb, bantulah diri ini..

Banyak pesanannya. Dia berbicara bahawa rakyat Palestin tidak akan sesekali mengecewakan saudara Muslimnya dalam membebaskan bumi Palestin. Hati berdetik. Kalian tidak akan mengecewakan, tetapi kamilah yang sering mengecewakan kalian.. Maafkan kami Palestina..

Abu Ayesh berwasiat - Berdoalah kalian dalam setiap solat dan sujud kalian demi Palestina. Jangan sesekali melupakan Palestina dalam doa kalian.

Ya rabb, mereka cuma mengharapkan doa sahaja.. Malunya.. Bukankah tanggungjawab untuk membebaskan Palestina terpikul di atas bahu setiap Muslim? Palestina adalah aqidah setiap Muslim!

Dia mengkhabarkan sebelum eid adha, ada 9 ikhwah yang terkorban. Allah.. Tapi mereka gembira kerana sahabat-sahabat mereka telah berada di jannah, the ultima na'im, nikmat yang sangat didahagakan oleh setiap manusia.

Semasa pembebasan lebih seribu rakyat Palestina baru-baru ini, kamu tahu apa yang dilakukan oleh mereka sebaik sahaja dibebaskan? Dalam kehausan dan kelaparan, mereka tidak meminta makanan mahupun air. Mereka mahukan senjata serta merta untuk terus membebaskan Palestina. Ya rabb... Mereka tidak bergembira sepenuhnya dengan pembebasan mereka. Mereka hanya akan bergembira sepenuhnya saat setiap inci bumi Palestina telah dibebaskan.

Kata Abu Ayesh, bom phosphorus sahaja sudah cukup untuk menghancurkan Palestina. Segala senjata yang paling canggih digunakan untuk menghancurkan Palestina.. Tapi Allah menjaga bumiNya. Allah akan terus membela Palestina.. Hatta sehingga kini, jihad terus berlarutan di bumi tersebut... Dan setiap saat, hari, siang dan malam, kemenangan Islam itu terus hampir dan kita sedang melihatnya..

Diceritakan pada kami kisah الاسير حسن سلامة. Sangat mengkagumkan. Dia dijatuhkan dengan hukuman lebih 3500 tahun penjara. Sangat-sangat tidak logik. Tapi begitulah Zionis. Kekejaman mereka tiada taranya. Namun dia tersenyum meskipun dikelilingi oleh 22 orang tentera Zionis. Sehinggakan ada ungkapan yang sangat mahsyur berkenaan dirinya - Siapa yang telah memenjarakan siapa?
Diceritakan pada kami kisah Reem Reyashi. Seorang ibu yang melakukan amaliiyah istisyhadiah demi Palestina dan meninggalkan dua anaknya. Ramai yang mengatakan dia heartless, tapi bagi mereka yang faham akan makna Palestina pasti akan memahami perjuangannya.








Antara poin yang saya rasakan sangat mengkagumkan juga adalah kasih sayang setiap anggota HAMAS. Saat pembebasan lebih 1000 orang rakyat Palestina, ramai juga di kalangan mereka adalah anggota Fatah. Dan mereka mengucup tangan Ismail Haniyeh kerana terlalu menghormatinya. Kata mereka, HAMAS yang bertungkus lumus membebaskan mereka. HAMAS yang mengambil berat tentang mereka. Kata Abu Ayesh - qatilunnas bil hubb, kita berperang dengan manusia dengan kasih sayang. Masya Allah! Refleksi bagi saya pastinya sebagai seorang doktor di saat kita rasa super penat dan nilai kasih sayang tersebut berkurangan.. Ya rabb, bantulah diri ini..

Diceritakan juga di saat awal penubuhan HAMAS, pengikutnya terlalu sedikit. Malah ada di kalangan pengikut HAMAS yang dibaling dengan batu. Namun dengan kasih sayang, hampir seluruh rakyat di Palestina menyokong Hamas. Semasa penahanan Gilad Shalit selama 5 tahun, Israel menawarkan bermillion duit buat mereka yang memberikan maklumat tentang tempat persembunyiannya. Namun rakyat Palestina mengatakan, hatta sekiranya seluruh kekayaan dunia ini diberikan kepada mereka, mereka tidak akan memberitahu tempat penahanan Gilad Shalit. Hebat kan? Lan na'tarifu Israel, kita tidak akan sesekali mengiktiraf Israel..

Poin yang best juga adalah hadis Rasulullah SAW - sesiapa yang membantu mujahid, dia juga adalah mujahid. Jangan lepaskan peluang untuk terus membantu Palestina..

Di saat akhir pertemuan, Abu Ayesh menaip sesuatu di screen dan mengajak kami melafazkannya beramai-ramai dan dia akan membantu menyampaikannya pada Ismail Haniyeh..

Ya Haniyeh, eash eash
Kulli Malaysian elak jayish!

Saya tidak pasti maknanya. Cuma kata-kata tersebut untuk meberitahu Ismail Haniyeh bahawa kita di Malaysia ini juga adalah tenteranya. Menurut Abu Ayesh lagi, Zionis sangat bodoh. Mereka ingatkan mereka berperang dengan 1 million rakyat Palestina. Tapi sebenarnya mereka berperang dengan seluruh Muslim di setiap tanah yang ada di atas dunia ini.

Moga Allah mengurniakan kita semua kesyahidan, the ultimate na'im and happiness... Dan moga Allah mengurniakan kita kesempatan untuk solat di masjidil aqsa..

Monday, November 07, 2011

Asiya...

Setiap hari mahu ke hospital, ada sahaja ujian yang berlaku. Semalam semasa eid adha, saya bekerja. HO yang sepatutnya bekerja sehingga 4.30 petang, balik awal kerana ada kenduri arwah. Tinggal saya dan seorang tagger sahaja di wad. Dan saya di wad orthopaedic. Semalam banyak kes baru. Ramai yang kemalangan semasa hari raya. Majoritinya di kalangan remaja yang tiada lesen. Sabar sahaja..

Syukur Allah kurniakan seorang tagger yang sangat memahami. Sekiranya kita masuk mana-mana posting, kita perlu tag di wad terlebih dahulu. Belajar sebanyak mungkin kerana seusai tag, kita sudah mula oncall. Orthopaedic di sini perlu tag selama dua minggu.

Tagger yang banyak membantu saya ini cina kristian. Sangat baik. Semalam dia membantu saya dalam banyak perkara. Tak cukup tangan nak jaga satu wad seorang diri. Syukur Allah menghantar dirinya. Semasa saya di wad yang satu lagi, ada ramai HO non muslim juga. Tapi geram sangat dengan diorang. Kaki buli dan sangat biadab. Saya faham bahasa Tamil. Ada HO india yang berpakat cara nak cabut kerja dan saya memahami percakapan mereka. Sabar..

Pengalaman bersama tagger tersebut semalam mengajar saya satu perkara. Lebih baik kualiti dari kuantiti. Kadang wad dipenuhi dengan HO tapi lebih menyukarkan.

Dan semalam saya cuba sebaik mungkin bekerja dan terus bekerja. Ada pesakit yang restless. Penat sangat insert brannula banyak kali. Dan balut dengan bandage pun tercabut juga. Ya rabb..

Ada pesakit yang marah sebab ambil darah banyak kali. Allah.. Kadang tak tahu nak cakap macam mana. Senang je medical officer order, nak renal profile dua kali sehari. Tapi yang perlu menghadap pesakit dan ambil darah mereka adalah kita. Dan yang kena marah pun kita. Kadang senang je diorang trace result di komputer. Adakalanya sebagai HO, awak tak sempat pun nak tengok result satu-satu pesakit. Dan awak juga yang akan dimarahi oleh superior untuk semua yang berlaku.

Kadang saya tak faham semua yang berlaku. Kalau saya oncall petang (dari 7 pagi sehingga 11 malam), saya pastikan semua pesakit sudah ada night review. Tapi kalau HO lain, ada juga yang lompong. Dan sangat penatlah, sebab kalau hari yang kita oncall malam (7 pagi sehingga 4.30 malam dan kemudian sambung pukul 10 malam sehingga 1 tengahari esoknya), awak juga yang perlu siapkan kerja-kerja yang tak disudahi oleh HO lain. Memang tak cukup tangan oncall malam seorang diri. Itupun ada sahaja kesilapan yang saya lakukan. Ada hari yang sepatutnya saya balik 1 tengahari, tapi saya balik pukul 4 petang lebih sebab pastikan kerja-kerja saya dilunasi. Tapi orang lain balik macam itu sahaja.

Semalam HO yang patut masuk pukul 10 malam, tak datang-datang. Saya cuba call dia sampai hampir pukul 1 pagi. Satu panggilan pun tak dijawab. Ada lagi kes yang baru masuk. Dan saya dah rasa penat sangat. Pukul 1 pagi baru dia sampai. Kalau dia tak datang, saya yang kena bekerja. Attitude HO kadang sangat teruklah. At least, angkatlah phone. Penat sangat. Menangis jugalah bila orang buat kita seperti ini.

Dan kadang saya tidak faham, bagaimana kita boleh makan duit gaji kita bila kita tak pernah sempurnakan kerja-kerja kita, bila kita merampas hak orang lain. Konon balik kampung, orang lain tiada kampung ke? Orang lain tiada hati dan perasaan ke?

Semalam saya luahkan juga rasa geram saya dan beritahu staff nurse. Ya rabb...Bila balik, saya rasa malu sangat dengan diri saya sebab tak dapat nak bersabar. Wallahi, bukan senang nak sabar... Sangat-sangat susah..

Dan terkadang kita memang mencuba untuk menjadi yang terbaik, tapi keadaan persekitaran kita sangat-sangat tak membantu. Sedih sangat...

Saya beritahu naqibah saya yang hospital dipenuhi oleh orang-orang yang sakit. Bukan pesakit sahaja yang sakit, semua orang dalam itu berpenyakit. Saya rasa macam toksik sangat hospital itu. Dan hanya tarbiahlah penyembuhnya. Setiap saat saya menghadiri program tarbiah adalah saat-saat terbaik dalam hidup saya dan saya rasakan saya masih normal lagi. Cuma terkadang saya sendiri lemah dan jahiliah saya yang terpendam terbakar semula. Ya rabb...

Setiap hari saya minta pada Allah agar saya tak hanyut dalam dunia yang sangat gelap itu. Saya tak mahu diwarnai oleh kegelapan itu. Hari ini Allah hadiahkan saya kisah Asiah, isteri Firaun. Dengarlah, saya nangis dengar talk ini. Dia hidup dalam kegelapan yang tidak pernah dirasai oleh sesiapa pun. Tapi dia tak diwarnai oleh kegelapan itu. Nanti satu masa kita tadabbur makna kurrata a'yun dan kita akan cerita kembali kisah Asiya ini. Dan bila Allah bersamanya, setiap kepahitan bertukar menjadi madu sehingga dia mampu tersenyum. Moga Allah memberikan kita kekuatan untuk belajar darinya..

Wednesday, November 02, 2011

Fasabrun jamil..

Semalam adalah antara hari yang sangat teruk bagi saya sepanjang bergelar house officer (HO) di hospital. Semalam saya oncall pertama kali di wad lelaki orthopaedic. Sebelum ini saya di wad perempuan. Kesabaran saya teruji dengan sehabisnya. Ramai HO yang tidak pass over case. Pukul 4.30 petang, saya perasan ada pesakit yang masih belum ada am review lagi. Dan saya yang perlu menyiapkan kerja-kerja mereka. Ya rabb..

Dan semalam saya perlu menjaga dua orang pesakit remaja berumur 14 dan 16 tahun di wad yang sangat biadab.

Hari sebelumnya, saya bertemu dengan seorang makcik berumur 73 tahun yang tidak berkahwin. Saat melihat kesukaran makcik tersebut, saya mohon pada Allah dipertemukan dengan jodoh yang baik. Namun saat saya melihat dua orang remaja tersebut, saya rasakan ada hikmahnya Allah belum mentakdirkan perkahwinan bagi saya. Saya rasa saya tidak mampu mendidik anak sebegitu. Cuma saat saya menghadam marsum maya di peti inbox, membaca perkhabaran ikhwah akhawat yang dikurniakan cahaya mata, saya tahu hanya Baitul Muslim sahaja jawapan semuanya. Itulah jalan yang paling selamat. Moga Allah mentakdirkan jalan hidup yang indah buat saya, kalau bukan di dunia, di akhirat pastinya.

Remaja berusia 14 tahun tersebut melafazkan semua perkataan yang tidak sepatutnya. Saat mahu mencucuk brannula, ditepisnya tangan saya. Dia patah tulang femur, tibia dan fibula. Saat mahu memasang backslab dan calcaneal pin juga adalah ujian buat saya. Memang naik jugalah suara. Pada mulanya, ibu pesakit bekerjasama. Tetapi di sebelah petangnya, dia mula marah-marah. Memberontak kerana anaknya sudah berpuasa semenjak hari sebelumnya. Si anak perlu berpuasa 24 jam kerana mahu mengawasi simptom gegaran di otak. Dan kemudiannya perlu sambung berpuasa untuk pembedahan. Dia perlu dibedah segera untuk mengelakkan komplikasi seperti fat embolism yang mana lemak yang keluar dari tulang yang patah boleh pergi ke peparu dan organ lain dan mengakibatkan hatta kematian.

Kawan HO saya yang akhirnya membantu menerangkan pada ayah pesakit. Dalam hati kecil saya, mak borek, anak rintik. Memang sangat biadap. Sebelah petangnya, saat saya review pesakit lain, si anak memanggil saya dengan sangat biadap. Ya rabb..

Saat semua ini berlaku, saya tertanya-tanya hikmahnya. Setiap hari saya bangun awal, berdoa agar Allah memudahkan kehidupan saya. Dan saya ke hospital juga awal, cuba melakukan yang terbaik. Dan Allah punya jawapannya..

Hari ini saya off. Dan pagi tadi adik saya membuka satu video tazkirah yang indah. Dan itulah jawapan kepada semua persoalan yang saya ajukan pada Allah. Dan saya menangis hiba. Saya tidak akan faham ayat-ayat Allah tersebut andai tidak diuji sebegitu. Dan bila Allah anugerahkan kefahaman terhadap AlQuran, itulah nikmat yang tak terkira.

Allah mengajar saya tentang parenting dari Surah Yusuf. Masya Allah! Selama ini saya membaca surah tersebut sebagai satu cerita semata-mata. Tetapi sentuhan Allah terlalu bermakna. Saya lihat komunikasi yang berlaku antara remaja tersebut dengan si ibu. Si ibu sebolehnya mahu mendiamkan anak. Saat si anak mahu motorsikal, dia belikan. Saat si anak lapar, dia turuti hasrat anaknya. Kalau si anak boleh diam, itu lebih baik. Dan semua ini berlaku dalam realiti hari ini. Belikan anak computer, IPhone, IPad dan yang sewaktu dengannya agar si anak boleh hidup dalam dunia mereka dan tidak menganggu ibu bapanya.

Tapi cantik sangat kisah yang Allah ceritakan dalam Surah Yusuf saat Nabi Yusuf yang masih kecil tersebut mampu menceritakan hatta mimpinya kepada si ayah, Nabi Yaakub. Ayat 4 tersebut sangat indah. Dia memanggil ayahnya, “Ya Abati”. Panggilan yang penuh hormat dan penuh kasih sayang – wahai ayahku yang aku sayangi. Awak pernah jumpa mana-mana anak melafazkan kata-kata yang sebegitu pada ayah mereka? Dan dia ceritakan mimpinya. Dan cute sangat, ada ulangan raaitu dua kali. Macam kanak-kanak. Dia akan mengulang-ulang kata-katanya – saya nampak itu, saya nampak ini. Dan Yusuf a.s mampu interpret mimpinya saat dia katakan semuanya sujud kepadanya. Sebabnya kalimah sajidin digunakan untuk benda yang berakal. Dia dah tahu maksud mimpinya. Dan si ayah mendengar dengan sebaiknya.

Dan Yaakub a.s melihat potensi yang ada pada si anak. Dan dia memberi motivasi dalam ayat keenam tersebut. Dia mengaitkan segalanya dengan Allah, menanam aqidah yang benar dalam diri si anak. Memberi keyakinan pada si anak. Dan akhirnya kamu lihat akhirnya saat Yusuf a.s menjadi seorang pemimpin. Siapa yang pertama-tamanya menanam keyakinan yang sebegitu dalam diri Nabi Yusuf a.s? Bapanya sendiri…

Dan dalam ayat ketujuh, Allah memberitahu bahawa pada Yusuf a.s dan saudaranya ada pengajaran. Kenapa bukan hanya pada Yusuf a.s? Kenapa pada saudara-saudaranya juga? Kerana kamu boleh menjadi hatta seorang Nabi Allah, namun kamu berhak diuji dengan anak sebaik Yusuf a.s dan anak yang kurang baik seperti saudara-saudara Yusuf a.s. Cerita ini membuktikan segalanya di tangan Allah. Hidayah hanya di tangan Allah. Saya bukan anak yang baik. Ada sahaja kesilapan yang saya lakukan terhadap kedua ibu bapa saya. Dan salah satu faktor saya takut dengan perkahwinan adalah kerana saya takut diuji dengan ujian anak. Tapi itulah kehidupan. It is life long mujahadah untuk menjadi yang terbaik. Dunia memang tidak sempurna dan itulah dunia. Di syurga Allah sahaja ada segala kesempurnaan. Dan kita minta pada Allah untuk membantu kita bermujahadah.

Dan part yang paling menyentuh hati saya, saat saudara-saudara Yusuf a.s meninggalkan Yusuf a.s di sumur dan kemudiannya membawa baju Yusuf a.s yang diletakkan dengan darah palsu. Apa yang Yaakub a.s katakan saat itu? Bayangkan kita seorang ayah dan anak kita buat hal seperti itu. Saat saya berdepan dengan remaja tersebut, saya rasa macam nak tampar-tampar je. Dalam hati, kalau fat embolism berlaku baru adik ini akan berubah agaknya. Dan baru mak dia akan faham. Astaghfirullah.. Sememangnya kesabaran saya teruji sangat semalam.
Dan kamu tahu apa yang Yaakub a.s katakan? Fasabrun jamil, wallahul musta’an. Sesungguhnya sabar itu cantik, dan kepada Allah sahaja tempat memohon pertolongan. Menangis baca ayat ini. Saya tidak dapat bayangkan kesabaran Yaakub a.s. Sabar dia bukan sehari dua. Bertahun-tahun sehingga buta matanya kerana menangis.

Dan memang benar remaja adalah ujian yang sangat besar. Adakalanya diam lebih baik. Sabar lebih indah saat mahu berkomunikasi dengan mereka. Ya rabb, berikanku kesabaran..

Saya tidak pernah menyoroti kisah ini dengan hati. Tapi saat membacanya dengan hati, masya Allah terlalu besar hikmahnya. Teringat kisah saat Saidatina Aisyah difitnah, dia mengungkapkan kata-kata Yaakub a.s tersebut. Kata-kata tersebut pada saya diucapkan oleh mereka yang menahan kesabaran yang sangat tinggi.

Saidatina Aisyah berkata: Aku adalah seorang gadis muda. Aku tidak banyak membaca Al-Quran. Demi Allah! Aku tahu bahawa kalian telah mendengar semuanya itu sehingga tetap bersemadi di hati kalian, malah kalian mempercayainya. Jika aku katakan kepada kalian bahawa aku tidak bersalah, Allahlah yang mengetahui bahawa aku tidak bersalah, tetapi kalian tetap tidak mempercayaiku. Begitu juga sekiranya aku mengakui melakukan kesalahan, Allahlah yang mengetahui bahawa aku tidak bersalah dan kalian tentu akan mempercayaiku. Demi Allah, aku tidak mempunyai contoh yang tepat untuk aku dan kalian kecuali kata-kata yang disebut oleh ayah Nabi Yusuf a.s: فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ Yang bermaksud: Kalau begitu bersabarlah aku dengan sebaik-baiknya dan Allah jualah yang dipohonkan pertolongan mengenai apa yang kamu katakan itu.

Dan di akhir kisah, kesemuanya indah. Walau bertahun-tahun, pasti ada yang indah. Moga Allah terus mengurniakan kesabaran buat kita. Ampunkan diri ini ya rabb di atas semua khilafku..